Musik adalah salah satu bentuk seni yang selalu berkembang seiring waktu. Dari era klasik hingga modern, musik telah menjadi refleksi budaya, emosi, dan kreativitas manusia. Namun, banyak orang yang merasa bahwa musik saat ini cenderung lebih membosankan jika dibandingkan dengan musik lama. Pendapat ini sering kali muncul dalam percakapan sehari-hari, diskusi di media sosial, hingga kritik dari para pengamat musik. Artikel ini akan membahas beberapa alasan utama yang mendasari pandangan tersebut.
1. Formula yang Terlalu Repetitif
Salah satu kritik utama terhadap musik modern adalah penggunaan formula yang terlalu repetitif. Banyak lagu populer saat ini dibuat dengan mengikuti struktur yang hampir serupa: intro, bait, pre-refrain, refrain, dan bridge. Formula ini memang terbukti efektif untuk menciptakan lagu yang mudah diingat, tetapi sering kali mengorbankan kreativitas.
Selain itu, penggunaan progresi akor yang sama di banyak lagu juga membuat musik terasa monoton. Contohnya, progresi akor “I–V–vi–IV” sering digunakan dalam berbagai genre musik populer. Meskipun ini bukan hal baru, eksesifnya penggunaan formula ini membuat musik kehilangan unsur kejutan dan inovasi yang bisa memikat pendengar.
2. Ketergantungan pada Algoritma
Di era digital, banyak platform streaming musik menggunakan algoritma untuk merekomendasikan lagu kepada pengguna. Algoritma ini biasanya didasarkan pada preferensi pendengar sebelumnya, sehingga mereka cenderung disuguhi lagu-lagu dengan karakteristik serupa. Akibatnya, musik yang populer di platform ini sering kali memiliki pola dan elemen yang sama, menciptakan lingkaran monoton bagi pendengar.
Ketergantungan pada algoritma juga memengaruhi para musisi dan produser. Mereka sering kali merasa perlu menciptakan musik yang sesuai dengan selera algoritma agar lagunya memiliki peluang lebih besar untuk masuk ke playlist populer. Akibatnya, banyak lagu yang kehilangan orisinalitas dan terasa seperti salinan dari karya-karya sebelumnya.
3. Produksi Musik yang Terlalu Polished
Teknologi modern telah membawa kemajuan besar dalam produksi musik, memungkinkan hasil akhir yang sangat bersih dan sempurna. Namun, beberapa kritikus berpendapat bahwa produksi yang terlalu “polished” ini justru menghilangkan karakter dan emosi dalam musik.
Misalnya, autotune dan editing digital sering digunakan untuk memperbaiki suara penyanyi hingga terdengar sempurna. Meskipun teknologi ini membantu dalam menghasilkan rekaman berkualitas tinggi, hal ini juga membuat musik terasa kurang manusiawi dan kehilangan kesan mentah yang sering kali menjadi daya tarik musik di masa lalu.
4. Kurangnya Eksplorasi dalam Genre
Di masa lalu, banyak musisi yang mencoba memadukan berbagai genre untuk menciptakan sesuatu yang baru. Namun, musik saat ini cenderung lebih fokus pada genre-genre tertentu yang sudah populer, seperti pop, hip-hop, dan EDM. Pendekatan ini yang membuat musik terasa sedikit kurang beragam dan inovatif.
Selain itu, tekanan industri untuk menciptakan lagu yang “aman” secara komersial membuat banyak musisi enggan mengambil risiko dalam bereksperimen dengan genre atau elemen yang tidak lazim. Akibatnya, musik menjadi kurang bervariasi dan terasa membosankan bagi pendengar yang mencari sesuatu yang berbeda.
5. Penurunan Lirik yang Berkualitas
Lirik adalah salah satu elemen penting dalam musik. Namun, banyak yang merasa bahwa lirik dalam musik modern cenderung kurang bermakna dibandingkan dengan karya dari dekade sebelumnya. Fokus pada tema-tema yang dangkal seperti pesta, uang, atau hubungan romantis yang klise sering kali menggantikan narasi yang mendalam dan emosional.
Hal ini bisa disebabkan karena tekanan untuk menciptakan lagu-lagu yang “catchy” serta mudah dinyanyikan. Namun, kehilangan kedalaman dalam lirik membuat musik kurang berkesan dan sulit untuk meninggalkan dampak yang abadi pada pendengar.
6. Komersialisasi yang Berlebihan
Industri musik saat ini sangat dipengaruhi oleh aspek komersial. Banyak lagu diciptakan dengan tujuan utama untuk menghasilkan keuntungan maksimal, bukan untuk mengeksplorasi seni atau emosi. Hal ini menyebabkan banyak karya musik yang terasa “terlalu dibuat-buat” dan kehilangan keaslian.
Selain itu, popularitas musisi sering kali ditentukan oleh citra mereka di media sosial atau jumlah pengikut mereka, bukan kualitas musiknya. Fenomena ini membuat industri musik lebih berfokus pada aspek pemasaran daripada kualitas karya itu sendiri.
7. Pengaruh Tren Jangka Pendek
Musik modern sangat dipengaruhi oleh tren jangka pendek yang cepat berubah. Tren ini sering kali dipopulerkan oleh platform media sosial seperti TikTok, di mana potongan pendek lagu menjadi viral. Sementara tren ini membawa popularitas instan bagi lagu tertentu, fokus pada format pendek ini sering kali mengurangi nilai artistik dari keseluruhan karya.
Lagu-lagu yang dirancang untuk menjadi viral di platform seperti TikTok sering kali dibuat dengan formula tertentu, misalnya, memiliki hook yang mudah diingat dan cocok untuk digunakan dalam video berdurasi pendek. Namun, pendekatan ini cenderung menghasilkan musik yang kurang tahan lama dan lebih cepat dilupakan.
8. Kehilangan Unsur Lokal
Di masa lalu, musik sering kali mencerminkan budaya lokal tempat musisi berasal. Unsur-unsur lokal ini memberikan karakter unik pada musik yang membuatnya terasa segar dan berbeda. Namun, globalisasi musik modern cenderung menghilangkan elemen ini, karena banyak musisi mencoba mengikuti standar internasional untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Meskipun ini membawa keuntungan dalam hal distribusi, hilangnya identitas lokal membuat musik terasa homogen dan kurang menarik bagi pendengar yang mencari sesuatu yang unik.
9. Kurangnya Perhatian pada Album Konsep
Album konsep, di mana setiap lagu saling terkait untuk menceritakan sebuah kisah atau tema tertentu, adalah salah satu bentuk seni musik yang jarang ditemukan di era modern. Banyak musisi era saat ini lebih fokus pada untuk merilis single daripada album penuh. Hal ini mengurangi pengalaman mendalam yang biasanya didapatkan dari mendengarkan sebuah album sebagai satu kesatuan.
Kesimpulan
Musik adalah cerminan dari zaman, dan perubahan dalam industri musik modern mencerminkan kemajuan teknologi serta perubahan selera masyarakat. Namun, beberapa aspek seperti repetisi formula, ketergantungan pada algoritma, dan fokus berlebihan pada komersialisasi telah membuat musik modern terasa lebih membosankan bagi sebagian orang.
Meskipun demikian, tidak semua musik modern membosankan. Masih ada banyak musisi yang berani bereksperimen dan menciptakan karya-karya unik. Sebagai pendengar, kita juga memiliki tanggung jawab untuk mengeksplorasi musik dari berbagai genre dan artis agar tidak terjebak dalam monoton. Dengan membuka diri terhadap berbagai pilihan, kita dapat menemukan musik yang tetap menggugah hati dan jiwa, meskipun di tengah arus utama yang terasa monoton.
Baca juga :
Sejarah Macam-Macam Genre Musik: Dari Klasik sampai Hip-Hop